Perkiraan Ramadhan 1434H / 2013 Masehi untuk Indonesia

crescent

Sebelum membaca perkiraan ini, sebaiknya baca dulu wujudul hilal vs imkanur rukyat di blog ini juga.

Perkiraan untuk awal ramadhan 2013 (1434H) bagi Indonesia, kemungkinan besar kembali ditandai dengan perbedaan klasik antara Muhammadiyah dan Pemerintah (jika masing-masing pihak belum merubah paradigmanya). Bulan baru terjadi 14:15 WIB siang tanggal 8 Juli. Terlalu muda untuk dirukyat sore harinya. Ketika matahari tenggelam pukul 17:51 WIB, ketinggian hilal hanya 0.4° di Jakarta.  Bagi Muhammadiyah, ini sudah memenuhi kriteria wujudul hilalnya. Sedangkan bagi pemerintah yang sementara ini bersikeras imkanur rukyat di atas 2° , tidak bakal mensahkan pihak-pihak yang mengklaim berhasil melihat hilal pada tanggal 8 Juli dalam sidang itsbat. Oleh sebab itu, 99% Muhammadiyah akan berbeda memulai 1 Ramadhan dengan pemerintah. Muhammadiyah pasti akan memulai puasa tanggal 9 Juli 2013 (mulai taraweh tanggal 8 Juli), sedangkan pemerintah 99% akan memutuskan puasa tanggal 10 Juli 2013 (taraweh tanggal 9 Juli)

Bagaimana dengan Syawal?

Pemerintah dan Muhammadiyah akan bersama-sama menentukan 1 Syawal 1434H pada tanggal 8 Agustus 2013. Ini disebabkan bulan baru terjadi di waktu subuh (jam 4:51 WIB) tanggal 7 Agustus. Sebenarnya tinggi bulan tanggal 7 Agustus, secara astronomi, masih sangat rendah diintip sore hari: 3.5°. Tetapi karena pressure tanggal merah dan semangat merayakan bersama serta adanya ormas2 yang bermata bionik yang akan ngotot hilal terlihat di ketinggian 3.5° (ketinggian di Jakarta) membuat keputusan itsbat sepertinya mengamini merayakan tanggal 8 Agustus (puasa 29 hari).

Kesimpulan: Muhammadiyah akan berpuasa penuh 30 hari pada Ramadhan 2013, sementara yang ikut pemerintah RI akan berpuasa 29 hari.

nb:

– asumsinya pemerintah/muhammadiyah tidak mengganti metode penentuan tanggal yang dipakai tahun 2012

– untuk melihat perkiraan idul Adha 2013, silakan baca di sini

About tikitakablog

www.facebook.com/tikitaka.fb
This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

144 Responses to Perkiraan Ramadhan 1434H / 2013 Masehi untuk Indonesia

  1. abdifirdaus says:

    info yang sangat bermanfaat, trims.

  2. Perbedaan harus di anggap sebagai Rahmat, jangan jadikan perbedaan sebagai sesuatu yang akan memecahkan Ummat…

  3. gusngger says:

    Sip, analisis Anda saya yakin benar!
    Masih untung beda awal puasa sedangkan idul fitri serentak.

    Bagaimana dengan pandangan Persis?
    Yang menggunakan ukuran imkanur rukyat astronomis, apakah tinggi hilal 3,5 derajat masih belum terlihat?

    Jika demikian Persis akan puasa 30 hari dengan lebaran mundur 1 hari dari pemerintah.

    Terima kasih…

  4. bondotgurgil says:

    belum ada pengumuman resmi dari Muhammadiyah, tapi ini sebagai acuan saja….
    terima kasih atas informasinya 😀

  5. irfan says:

    Muhammadiyah sdh positif 99% tgl 1 Ramadhan 1434 Hijriyah, jatuh pd tgl 8 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pd tgl 8 Agustus 2013.

  6. nur laili says:

    jalani sesuai dg keyakinan kita, bukankah perbedaan itu indah…

    • Cholis Full says:

      yups seperti bulan dan matahari,lelaki dan wanita,selama keyakinan itu yg gak berbeda(karena ini dalam ajaran Islam) yaitu sama2 Islam,…selamat berpuasa ya..^_^

  7. Smoga puasa tahun ini lancar ea….
    Amin

  8. Moga puasa taun ne lancar

  9. dhe says:

    Menurut saya kenapa pemerintah mengamini idul fitri bersamaan dengan Muhammadiyah karena kriteria 2° tadi sudah terpenuhi walaupun tanpa di rukyat pasti jika lebih dari itu pemerintah akan berlebaran karena pedomannya imkanu rukyat. Jadi saran saya pemerintah khususnya di Kemenag tidak usah mengadakan sidang itsbat karena mereka sudah tau lebsrannya kapan dan juga sayang Anggaran APBN.
    Selain itu menurut beberapa pakar astronomi bulan bisa terlihat jelas jika sudah berumur 6°-9° jadi apakah 2° tadi sudah objektif? Bagaimana jika kita kaitkan pada pengamatan dicakung pada awal puasa 2012 ada salahsatu ormas yang melihat hilal padahal ketinggiannya masih dibawah 2°, namun pada sidang itsbat di abaikan karena kemenag bersih kukuh bulan dibawah 2° tidak akan terlihat. Kenapa metode imkanu rukyat tidak mempertimbangkan misalkan katakanlah 1° menjadi kriteria, batas minimum imkanu rukyat padahal dibawah 2° juga ada yang dapat melihat. Satu putaran itu 0-360° jika telah kembali ke titik semula 0° berarti bulan sudah berputar selama satu bulan (ijtimak) walaupun kelebihan dari itu katakanlah 0,1° berarti bulan sudah memasuki bulan baru, menurut saya Wujudul hilal sangat tepat dipedomani karena bisa membuat kalender secara global dan akhirnya ummat Islam diseluruh dunia akan serentak melaksanakannya itulah sangat objektif. Jadi kesimpulan saya imkanu rukyat harus direvisi dan dikaji lagi karena terdapat masalah. Dan walau berbeda saran saya Pemerintah harus menghormati yang berbeda tidak ada memojokkan salah satu ormas.

    • syuhada says:

      mas ikut aja apa kata pemerintah,,,
      jangan sok tau gitu anda mas,,,,
      yg penting ketika ramadhan datang, kita senang….
      wkwk…

      • tikitakablog says:

        hmm… saya tidak sok tahu. Tapi kita di sini harus wajib tahu. Karena ini masalah agama. Saya cuma mau share sehingga yang tidak tahu menjadi tahu.

      • aris says:

        Saya setuju dengan @tikitakablog & @dhe… seharusnya kita faham bagaimana menentukan AWAL BULAN (menurut saya, awal bulan itu ya HILAL > (lebih besar dari atau diatas) 0 derajat. Kalo kita tunggu keesokan harinya supaya hilal lebih dari 2 derajat… itu sudah masuk ke tgl 2 Ramadhan… Semoga ini bisa menjadi pertimbangan KEMENAG… Agar seluruh AHLI SAIN&TEKNOLOGI bisa sama-sama melakukan penelitian POSISI BUMI-BULAN-MATAHARI… Sehingga kita bisa menggunakan kalender HIJRIYAH yang SAMA… Tidak ada niat untuk PERPECAHAN UMAT… Selamat Menunaikan Ibadah SHAUM Ramadhan…

      • samigoy76 says:

        puasa harus dengan ilmu dan niat, saudara harus punya pengamatan sendiri. jangan hanya ikut -ikutan.

      • Idris Kadir says:

        Apa kata Pemerintah korupsi???

      • adit says:

        “Dengar dan taatlah (kepada penguasa). Karena yang jadi tanggungan kalian adalah yang wajib bagi kalian, dan yang jadi tanggungan mereka ada yang wajib bagi mereka” (HR. Muslim 1846)

        Dari artikel ‘Puasa dan Berhari Raya Bersama Pemerintah — Muslim.Or.Id’

      • Muslim says:

        Depag adalah departemen paling korup diIndonesia, Qur’anpun diembat. Mengikuti rampok = rampok

    • sahar says:

      saran yg cerdas dan sy juga sangat setuju

  10. budi says:

    Kita ikut aja apa kata pemerintah,

  11. reyn says:

    Yg penting kita penuh syukur dan gembira menyambut ramadhan untuk niat ibadah,bukan niat yg lain.

  12. dhe says:

    saya juga sangat setuju menyambut bulan ramadhan penuh dengan rasa syukur dan bahagia karena inilah momentum kita me_recarge iman. Kang Budi : kalo saya hanya ikut-ikutan dan harus setuju bersama pemerintah harus beribu-ribu berfikir ulang, mungkin klo bbm naik kita mesti ikut juga kata pemerintah? Tentu tidak. Dari itu kita di tuntut untuk berfikir cerdas dan kritis terhadap fenomena yg terjadi sekarang ini. Terima kasih. 🙂

  13. Onzik says:

    siiip gan

  14. sofyan says:

    m’f saya bukan dukung pemerintah,,,,tapi pemerintah menentukan ramadhan dan idul fitri atas kesepakatan dengan ormas2 islam di indonesia,,dalam artian kemenag tidak bisa menentukan begitu aja….

  15. Pingback: Subhanallah.. Inilah Bukti Islam Menghargai Perbedaan. | Bacaan Mualaf

  16. Insya Allah … ikut Muhammadiyah aja…

  17. ILYAS says:

    ALHAMDULILAH SAYA HARI INI BISA MELAKSANAKAN IBADAH PUASA
    PADA TANGGAL 08 JULI 2013

  18. syaiflash says:

    Keputusan PP Muhammadiyah, Lajnah Falakiyah Nu, dan PERSIS serta Saudi akan ada perbedaan dalan menentukan Romadlon Syawal dan Dzulhijjah tahun 1434H ini, untuk awal Romadlon Muhammadiyah dan Saudi akan lebih dahulu memulainya, hari berikutnya NU, dan persis serta Penganut ABOGE di Probolinggo, Untuk idul Fitri jamaah ABOGE sehari lebih belakang dari yang lainnya, sementara idul Adha PERSIS dan Jamaah ABOGE lebih belakang daripada Muhammadiyah, Saudi, Maupun NU
    Berikut Rincianya:
    ********* KEMENTRIAN AGAMA RI *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ********* KALENDER PBNU *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ******* MUHAMMADIYAH ******
    1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ******* PERSIS *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Senin Wage, 7 Oktober 2013
    Idul Adha = Rabu Pon, 16 Oktober 2013
    ******* UMMUL QURO (MATLA SAUDI) ***
    1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ******** JAMAAH ABOGE *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Jumat Kliwon,9 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Senin Wage, 7 Oktober 2013
    Idul Adha = Rabu Pon, 16 Oktober 2013
    ********* Kalender ASAPON ****
    1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ********* HISAB SULAMUN NAYYIROIN *****
    1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ********* HISAB IRSYADUL MURID 2 Dr *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ********* HISAB MANAHIJUL HAMIDIYAH *****
    1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
    1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013
    1 Dzulhijjah = Ahad Pon, 6 Oktober 2013
    Idul Adha = Selasa Pahing, 15 Oktober 2013
    ***** SKB 3 MENTRI tentang hari libur ***
    Hari Raya Idul Fitri 1434 = 8 dan 9 Agustus 2013
    Hari Raya Idul Adha 1434 = 15 Oktober 2013
    ********* HISAB IJTIMA’ KITAB *****
    http://kalenderjam.blogspot.com/
    http://syaiflash.blogspot.com/
    *************$$***************
    Bagi yang menginginkan Download kalender NU, Muhammadiyah, Persis, Ummul Quro serta Perhitungan Hisab dari beberapa kitab dapat download disini http://kalenderjam.blogspot.com/
    HARGAI SEMUA PENDAPAT, BERBEDA BUKAN BERARTI BERMUSUHAN

  19. Assalamualaikum semuanya,

    Tepat sekali TikiTaka, bisnis di bulan Ramadhan sangatlah menjanjikan sebab pola konsumsi masyarakat meningkat, lalu banyak yang mendapat THR dan gaji ke 13. Pokoknya rame deh…

    Salahsatunya adalah bisnis busana muslimah. Siapa sih muslimah yang gak kepingin tampil segar di Hari Raya? Jangan lewatkan kesempatan ini dengan cara menjadi AGEN JILBAB MEIDIANI yaa… Lumayan kok jadi kita juga kecipratan berkah Ramadhan.

    Berikut ini produk2 kami…

    Jilbab Praktis Meidiani di http://www.meidiani.com/
    Mukena Cantik Meidiani di http://www.mukena-meidiani.com/
    Aneka Daleman Muslimah di http://www.aimee-inners.com/

    Kami adalah produsen langsung, jadi lebih sip deh diskon dan layanannya…

    Terimakasih TikiTaka sudah berkenan memposting komen saya… Semoga sukses selalu!

  20. Linda dm says:

    Trimah atas info y

  21. Ada yg berkomentar bahwa perbedaan adalah rahmat itu saya sangat tidak setuju, sebab disamping haditsnya mungkar, juga alqur’an mengatakan “diciptakan manusia bersuku dan berbangsa agar saling mengenal (bersatu). Maka untuk mempersatukan pendapat diturunkanlah alqur’an dan dipilihlah Rasul untuk menjelaskan wahyuNya yg berisi hukum dan sain. Jadi seharus ulama berfikir bagaimana menemukan titik temu, agar perbedaan bisa hilang. Contoh sepakati saja mana yang lebih kuat dalil syar’i nya apakah WH atau Imkar rukyat. Jadi jangan ditipu/dihibur masyarakat dengan mengatakan “PERBEDAAN RAHMAT”, sebab sejarah mencatat karena perbedaanlah terjadinya perperangan/pembunuhan. Andaikata semua ulama mengaku dia ulama islam, bukan ulama NU atau Muhammadiyah misalnya, maka semua perbedaan bisa dihilangkan dan semua keputusan yg sudah diambil bersama diserahkan kepada ALLAH, maka caci maki tersembunyi dari akar rumput akan hilang, rahmat buat umat akan datang, kebesamaan akan muncul, rasa saling hormati akan memberi kebahagian dan kesejahteraan yg hakiki. dg demikian semoga rahmat dan hidayah Allah diturunkan kepada pemimpin-pemimpin Islam di Negeri kita tercinta ini. Amin

    • satria says:

      Setuju,, perbedaan di masalah ini bukanlah sbg rahmat. Aplikasi di lapangan ada pekerjaan tertentu yang memerlukan kepastian hari libur lebaran sebelum lebarannya sendiri tiba. Ketika kepastian lebaran ditentukan hanya semalam sebelum hari H. hal itu sdh terlambat. Sebagian karyawan harus libur karena sudah lebaran, sebagian lain masih menunggu kepastian. Saya orang awam dan selama ini mengikuti pemerintah. SANGAT BERHARAP pemerintah bisa menentukan awal puasa/lebaran jauh sebelum hari H. kalau perlu 1 tahun sebelum hari H. seperti halnya pemerintah bisa menentukan kalender tahunan. Benda-2 angkasa bergerak sesuai Sunatullah tidak bergeser walau sedetikpun. Waktu sholat berdasarkan pergerakan matahari, karena ketepatan pergerakannya bahkan sdah bisa kitu buat jadwal sholat lima waktu sepanjang masa. Kita bisa menghitung gerhana matahari/bulan beberapa tahun sebelum kejadian, dan selalu tepat bahkan di menit dan detiknya. Lalu kenapa selalu ribut menentukan hari puasa/lebaran yg selalu ada setiap tahun.

      Selalu kita dengar kalimat “jalani saja sesuai dg keyakinanmu karena semuanya benar”. Logikanya kalau semuanya benar kenapa tdk kita ambil saja satu dan diikuti bersama-2. Pergerakan bulan tidak akan pernah berubah (Insya Allah) kecuali nanti akhir jaman. Terjadi perbedaan hanya karena tidak ada kesepakatan metode penentuan.
      MARI KITA GALANG UPAYA AGAR PEMERINTAH BISA MENENTUKAN HARI PUASA/LEBARAN BERSAMA-SAMA karena “KEBERSAMAAN ITU INDAH”

      • Cholis Full says:

        betul mas,kebersamaan itu indah,walau berbeda mas,..

      • apidh langit chuvid says:

        penentuan awal ramadhan/hari rya idul fitri adalah POLITIK DAGANG ….mslh sah/tidak urusan nnti,…sbagai ajang adu gengsi sbagai alat tolak ukur loyalitas suatu golongan dan PEMERINTAH….hukum al-quran dan hadist sudah di abaikan sbgai pedoman untuk mempersatukan umat islam

    • Cholis Full says:

      wah mas untuk saling mengenal mas jgn pake kurung langsung bersatu,beda mas mengenal sama bersatu,gak mungkin muslim yg biasa makan sagu anda suruh makan beras,…??
      agama islam agama sekalian alam,bukan satu kepala,satu kelompok,..maaf bila ada salah….selamat berpuasa…^_^

  22. padzika says:

    Iya betul, perbedaan bukan rahmat. Apalagi kalau saling gontok2an dan sok yakin dapat menjadi perpecahan dan peperangan. Khusus mengenai Imkanur Rukyat harus disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya (yaitu data2 historis hasil rukyat). Jangan bilang pada ketinggian 2 derajat dapat melihat hilal. Atau melihat hilal dengan teleskop super canggih. Lebih parah lagi pembodohan masyarakat dengan dalih ingin merayakan Idhul Fitri dan Idhul Adha bersamaan. Lebih baik memberikan faktanya (perbedaan cara Muhamaddiyah vs lainnya) dan biarkan masyarakat memilih.

  23. aiman najib says:

    MAAF AGAN2, LEBIH BAIK IKUT PEMERINTAH AJA…..LEBIH AMAN. KARENA DI AYAT PUN SUDAH SANGAT JELAS BUNYI & ARTTI NYA.

  24. aiman najib says:

    DAN YG SANGAT TERPENTING ADALAH ” BUMI KITA INI BUMI AHLUL SUNNAH WAL JAMAAH / NAHDLATUL ULAMA ” Jadi Insya ALLAH puasa jatuh tgl 10 Juli 2013

    • Zeky says:

      Hanya manusia bodoh dan dholim yg mengatakan Ahlul Sunnah itu NU, mas buka kitab Hadist ciri2 Ahlul Sunnah itu yg mengikuti Alqur’an Sunnah Rasul yg lain to Hell, apalagi yg memcampur adukkan Syariat dgn budaya Hindu

  25. Nia says:

    tapi memang di Al Qur’an surah dijelaskan islam terbai menjadi 73 golongan. jadi menurut saya hargai saja perbedaan, karena menurut saya (mungkin) tidak akan ada titik temu, dan kalaupun ada membutuhkan waktu yang tidak sedikit. kenapa terbagi-bagi? kenapa nda bersatu? karena sistem dari Tuhan memang seperti itu 😀

  26. Aguus says:

    Ikuti Ulil Amri Mingkum………..

    • Zeky says:

      Uli Amri Mingkum itu yang taat akan ketentuan Allah dan Rasulnya, yg menjalankan roda Pemerintahan sesuai dengan Alquran dan Hadist Rasululah, apakah Pemerintah kita sdh melaksanakan kedua Hukum tersebut?

  27. Nia : mohon informasi surat dan ayat alqur’an ke berapa menyatakan bahwa umat Islam akan menjadi 73 golongan, sebab yang pernah saya baca hadits yang masih diperdebatkan keshahihannya, terima kasih atas penjelasannya.

  28. Jadi itulah baru ilmu dasar agama akar rumput, para ulama hanya permasalahkan Wujudul hilal atau imkar rukyat, padahal yang akan melaksanakan di akar rumput masih belum punya dasar untuk menilai perbedaan itu dengan baik dan benar….????

    • tikitakablog says:

      Tugas ulama memang memberi fatwa. Akar rumput mendengarkan dan taat. Masalahnya sesama ulama tidak kompak, akhirnya akar rumput bingung dan saling membela ulamanya masing2.

  29. jumady says:

    Kalau tanggal 9 Juli di mulaix puasa berarti puasx pas donk 30 hari,

  30. Ya tapi Nabi Muhammag S.A.W dalam sembilan kali berpuasa 7 kali 29 hari berpuasa sebulannya, dan 2 kali 30 hari berpuasa sebulannya.

    • Sekedar_Sharing says:

      Bung mustamar.sutan, jika saya boleh tahu, mungkin bung bisa share dalilnya. Sepertinya ini bisa menjadi dasar kabisatnya kalender Hijriyah. Karena sampai sekarang tidak jelas, bulan apa terjadinya penambahan hari pada tahun kabisat Hijriyah. Terima Kasih.

  31. rian says:

    GITU AJA KO REPOT?????+++
    Yen pinter ojo keminter.
    Nek bodo ojo katotoloyo.

  32. laraasoygeboy says:

    ber arti kita puasa dari tanggal 8 ya……

  33. Edi Pribadi says:

    Tugas ulama memang memberi fatwa. Akar rumput mendengarkan dan taat. Masalahnya sesama ulama tidak kompak, akhirnya akar rumput bingung dan saling membela ulamanya masing2.@tikitakablog.
    klo saya sih ikut arab saudi aja. Perbedaan waktu di Indonesia & Arab Saudi antara 4 sampai 6 jam, merujuk pada hitungan waktu di Indonesia yg dibagi 3 zona, WIB, WITA dan WIT.
    Misalnya:

    jika di Jakarta pukul 09.00 a.m (WIB) maka di Arab Saudi pukul 05.00 am.
    Jika di Bali pukul 09.00 am (WITA) maka di Arab Saudi pukul 04.00 am.
    Jika di Timika (WIT) pukul 09.00 am, di Arab Saudi pukul 03.00 am
    “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187)
    Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    materi referensi:
    Google

    • tikitakablog says:

      Maaf saya agak kurang mengerti “ikut arab saudi” itu maksudnya bagaimana?

      • Sekedar_Sharing says:

        to tikitakablog & Edi Pribadi…
        Sepertinya problematika penentuan tanggal seperti ini terjadi karena terjadi dualisme kalender, yaitu ketika kita mau menentukan tanggal dalam Hijriyah kita masih tercampur menggunakan penghitungan kalender Masehi. Hal ini sepertinya karena kalender Hijriyah tidak memiliki International Date Line (IDL) sehingga sulit untuk menentukan titik mana dimulainya pergantian hari.
        Sepertinya maksud bung Edi Pribadi adalah mengikuti Umm al-Qura di Saudi, tapi masih mengikuti logika IDL di Pasifik. Jika masih mengikuti logika IDL di Pasifik, seharusnya Indonesia lebih cepat 4-6 jam (WIB-WITA-WIT) dari pada Mekah, berarti ketika Mekah menentukan 1 Ramadhan pada tanggal 9 Juli, seharusnya kita juga mulai Ramadhan pada 9 Juli juga, karena kita lebih di timur dan lebih cepat 4-6 jam.
        Mengingat kalender Hijriyah tidak memiliki IDL sendiri, bagaimana jika secara imajiner (memang IDL imajiner kan?) kita pindah IDL di atas Mekah. Artinya, walau kita ada di sebelah timur Mekah bukan berarti kita lebih cepat 4-6 jam, melainkan justru lebih lambat 18-20 jam dari Mekah. Logikanya, Mekah masuk Ramadhan yang pertama di dunia, lalu terus secara berurutan ke arah barat hingga akhirnya kita memasuki Ramadhan 18-20 jam kemudian setelah Mekah. Hasilnya adalah ketika Saudi menentukan 1 Ramadhan pada 9 Juli, di wilayah kita pasti pada tanggal 10 Juli. Hal ini sesuai fakta, bahwa ketika Saudi menentukannya pada tanggal 9 Juli, ternyata Abu Dhabi (dengan perhitungan planetarium Sharjah) mulai puasa pada tanggal 10 Juli, padahal Abu Dhabi hanya sedikit di timur Saudi tapi jadi salah satu negara yang paling terakhir memasuki Ramadhan.
        Keanehan-keganjilan dalam soal lihat-melihat hilal seperti :”saudi udah lihat hilal, kok kita yang lebih di timur belum lihat ya?”, karena kita terjebak dengan logika IDL masih di Pasifik. Namun jika kita menggunakan logika IDL di atas Mekah, maka hal itu tidak terlihat aneh-ganjil.
        Mengenai metode mana yang akan dipakai, apakah Wujudul Hilal, Imkanur Rukyat, Hisab, atau metode-metode lainnya; lebih tepat jika polemik tersebut dibawa ke negeri dimana IDL itu berada, namun sayangnya dunia internasional Islam belum ada kesepakatan dimana IDL-nya kalender Hijriyah (Mekah sepertinya cocok).
        Jadi lebih sederhana jika kita menggunakan Umm al-Qura nya Saudi dan mengikuti perubahan waktunya dengan logika IDL di atas Mekah.

      • tikitakablog says:

        kalau idl nya ditetapkan stasioner di mekkah, ketika garis bulan baru terjadi sedikit ke arah baratnya saudi (misalkan di aljazair atau maroko) maka ketika maghrib di indonesia atau india hilal sudah cukup tua tapi menurut teori bapak indonesia belum boleh tanggal 1. Dan jika menunggu 24 jam kemudian akan bertambah telat tanggal 1 nya.

      • Sekedar_Sharing says:

        Bung tikitakablog, setelah saya membaca reply bung, mungkin saya akan memberikan sedikit contoh, mengapa IDL itu tetap diperlukan bagi penanggalan Hijriyah…
        Mari kita sedikit “bermain” di IDL Pasifik: Misalkan di Siberia adalah hari Senin tanggal 29 Sya’ban, berarti di Alaska adalah hari Minggu tanggal 28 Sya’ban. Menjelang matahari terbenam atau sebut saja pukul 18:00 (keduanya memiliki region waktu yang sama), dikawasan itu, baik Siberia maupun Alaska sama-sama melihat Hilal dengan syarat-syarat yang mereka sepakati sebagai bulan baru. Artinya Siberia besok bisa puasa karena sudah masuk tanggal 1 Ramadhan, lalu Alaska? Belum bisa puasa, karena dia harus mengalami satu hari dulu untuk berganti dari 28 Sya’ban menjadi 29 Sya’ban, baru kemudian berpuasa 1 Ramadhan. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana keadaan Hilal (tentunya konsisten dengan metode yang disepakati Siberia-Alaska) pada tanggal 29 Sya’ban di Alaska? Pastinya keadaannya seperti yang bung tikitakablog perkirakan, bulannya sudah terlalu tua.
        Kalau kita perhatikan, terlalu matangnya Hilal di Alaska pada tanggal 29 Sya’ban tsb, merupakan konsekuensi sebagai negeri yang paling terakhir memasuki bulan baru, hal itu tidaklah menjadi masalah. Perkara penanggalan atau kalender adalah perkara seluruh dunia, artinya kita tidak bisa mengartikan tanda-tanda bulan baru sebagai pergantian bulan untuk negeri kita sendiri. Harus ada keteraturan untuk seluruh dunia.
        Sebagai pembanding: ketika Senin 8 Juli, kita sedang sibuk mencari-cari Hilal (bahkan juga berdebat tentang metode dan syarat) karena dalam logika kita saat itu adalah tanggal 29 Sya’ban. Darimana tanggal 29 Sya’ban itu diperoleh? Dari IDL di Pasifik. Yang berarti juga negeri kita lebih cepat 4 Jam dari Mekah. Hasilnya adalah Hilal tidak memenuhi syarat, sehingga diantara kita ada yang menunda puasa hingga lusa, mau tidak mau harus menambah 1 hari lagi. Akhirnya diputuskan bahwa Selasa 9 Juli adalah tanggal 30 Sya’ban, dan puasa jatuh pada Rabu 10 Juli. Benarkah seperti itu? Ada kekhawatiran bahwa kita kemarin telah mengalami disorientasi hari. Jika kita memakai logika IDL diatas Mekah (tentunya bung tikitakablog paham dengan logika mem-pas-kan puasa Arafah) seperti yang saya ungkap sebelumnya, artinya negeri kita lebih telat 18-20 jam dengan Mekah. Dapat disimpulkan Mekah berganti hari duluan, baru 18-20 jam kemudian giliran negeri kita. Negeri kita selalu belakangan berganti hari dibandingkan dengan Mekah. Analoginya: ketika Mekah hari Senin 8 Juli adalah 29 Sya’ban, dinegeri kita pada hari Senin 8 Juli adalah 28 Sya’ban, kita harus berganti 1 hari dulu untuk menjalani tanggal 29 Sya’ban di hari Selasa 9 Juli. Itulah sepertinya, kita tidak melihat Hilal memenuhi syarat pada Senin 8 Juli, karena kita masih 28 Sya’ban.
        Soal “menggunakan Umm al-Qura nya Saudi dan mengikuti perubahan waktunya dengan logika IDL di atas Mekah” pada reply sebelumnya, hanya merupakan masukan untuk bung Edi Pribadi dan rekan-rekan yang inginnya mem-pas-kan puasanya dengan Mekah, karena itu cara paling simpel untuk digunakan.

      • tikitakablog says:

        saya mengerti sekali semangat pak sekedar sharing untuk memberlakukan kalendar universal berbasiskan patokan arab saudi. Tapi saya rasa akan banyak resistensi dari yang memegang kuat hadits seperti:
        Berpuasalah karena kalian melihat bulan, dan berbukalah ketika kalian melihat bulan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
        Seperti yang saya tulis jika bulan baru terlihat di agak sebelah barat saudi (misalkan aljazair/maroko) maka indonesia sudah bisa melihat bulan baru keesokan harinya. Maka dengan alasan kemudahan mengikuti saudi tapi menabrak hadits di atas akan banyak yang menentangnya.
        salam.

      • Sekedar_Sharing says:

        Bung tikitakablog dan rekan-rekan semua, tanpa mengubah maksud dari reply saya sebelumnya, tampaknya ada sedikit revisi…
        Setelah dibandingkan antara kalender Hijriyah milik kita, yang tertempel pada dinding rumah kita semua dengan kalender Hijriyah milik Mekah, ternyata ada keanehan yang sepertinya cukup fatal. Nilai atau umur masing-masing bulan pada kedua kalender ternyata terbalik. Coba kita semua buka kalender masing-masing: kita ambil contoh bulan Sya’ban, pada kalender kita umurnya hanya 29 hari, sedangkan pada kalender Hijriyah milik Mekah umurnya adalah 30 hari. Juga demikian pada bulan Ramadhan, pada kalender kita umurnya 30 hari, dan pada kalender Mekah umurnya 29 hari. Kalau seperti ini keadaannya, kalender mana yang valid?
        Pada reply sebelumnya, kalender yang menjadi sandaran adalah kalender Hijriyah versi Indonesia.

      • tikitakablog says:

        umur bulan itu kurang lebih 29.5 hari. Jadi tidak mungkin bulan hijriyah terus menerus atau secara berurutan beberapa bulan jumlahnya 30 hari. Biasanya akan selang seling antara 29 dan 30 atau kalau berurutan paling banyak 2x (itupun jarang2).

      • Sekedar_Sharing says:

        Bung, sepertinya ini akan semakin menarik…
        Setelah saya teliti lagi kalender Umm al-Qura Saudi, ternyata memang ada sedikit perbedaan umur bulan, antara kalender hijriyah milik Indonesia dengan Saudi. Mungkin karena ‘penyesuaian’ tanggal pada pergantian bulan baru.
        Sebenarnya saya ingin lebih lanjut untuk berdiskusi, karena tanpa bermaksud untuk mengungkit latar belakang bung, sepertinya bung memiliki pengetahuan dan kompeten mengenai hal ini. Mengenai penilaian bung atas semangat saya akan hal ini, saya terima sebagai suatu sanjungan. Walau itu karena keprihatinan saya atas keadaan sekarang, carut-marut kalender Hijriyah.
        Atas keprihatinan itu, saat ini saya sedang melakukan “percobaan kecil-kecilan yang sederhana” mengenai kalender Hijriyah, meskipun saya bukan seorang astronom, bukan pula astronot, apalagi seorang astrolog (lho kok astrolog ikut dibawa?). Namun saya punya keyakinan bahwa kalender Hijriyah bisa universal, dan dengan sadar pula bahwa hal ini hanya bisa dilakukan dimasa depan oleh seorang khalifah dunia sekaliber Isa bin Maryam.
        Berdasarkan pengamatan saya, kalender Hijriyah menjadi tidak reliable karena beberapa faktor. Singkatnya: faktor pembentuk kalender Hijriyah tidak lengkap sehingga ‘meminjam’ dari sistem lain. Dan “percobaan” saya tsb mencoba melengkapinya, sehingga bisa mandiri tanpa meminjam dari sistem lain. Salah satu faktornya adalah IDL yg beberapa hari ini kita diskusikan. Penempatannya diatas Mekah bukan karena Saudi-minded, tetapi kita sepakat Ka’bah sebagai kiblat kita dan tidak salah jika (menurut saya) menempatinya sebagai titik awal hari/tanggal. Memang benar, IDL-nya pada pergantian bulan menjadi hal yang cukup memusingkan.
        Seperti yang telah diungkap sebelumnya, saya ingin lebih lanjut berdiskusi tentunya atas kesediaan bung tikitakablog sebagai host dari blog ini. Dan sebenarnya saya juga membutuhkan masukan dari bung atas percobaan saya, karena jarang sekali saya bisa berdiskusi dengan orang seperti bung ini. Namun saya paham jika karena kesibukan bung, mungkin tidak bersedia untuk melanjutkannya, setidaknya sudah ada diskusi yang menyenangkan kemarin ini.
        Jika bung ingin melihat progress percobaan itu, bung tikitakablog bisa me-email saya (bukankah tercantum ketika mengisi comment ini?). Terima kasih dan Salam. 🙂

      • tikitakablog says:

        terima kasih mas. Saya juga tersanjung. Tapi saya bukan siapa2 dan pengetahuan saya tidaklah banyak.
        Sebenarnya di islam tidak hanya masalah penanggalan yang bikin runyam karena berbeda. Tapi juga hal-hal lainnya. Tetapi saya melihat itu adalah “part of the game” alias memang di-desain seperti itu dan menjadi ujian apakah manusia bisa tetap bersatu atau tidak.

  34. Karena ulama tidak kompak yg disebabkan disamping mempertahankan pendapat mazhabnya juga ada kepentingan tertentu sebab gelar ulama itu sebagian besar diberi oleh masyarakat akar rumput, karena itu masyarakat Islam akar rumput harus mempelajari Islam itu bersungguh-sungguh supaya kita tidak asal ikut saja dan mari bersama-sama meng-kritisi ulama dengan hujjah pula sebab selagi ulama itu manusia pendapat mereka tidak mutlak benar, walau Jarak Arab Saudi hanya berbeda waktu 4 Jam, tapi karena hari menurut Kalender Khomariah di Mulai dari setelah matahari terbenam jadi bukan berarti permulaan bulan lebih dahulu dari Arab Saudi, semakin ke Barat berarti umur bulan semakin tua setelah ijma’ terjadi, sayang kita belum mempunyai model simulasi bagaimana hubungan Bulan, Bumi dan Matahari. Hanya yang bisa kita ikuti adalah hari Raya ‘Idul Adha, sebab ‘Idul Adha dilaksanakan setelah hari Arafah. Jadi karena Jarak kita cuma 4 Jam kalau kita ber-‘idul adha pasti orang sudah berangkat ke Musdalifah jadi hari Arafah sudah selesai, jadi kita dulu sekitar 4 Jam Sholat Idhul Adha di Mekah (waktu WIB) atau 6 Jam di Papua.

  35. Afif Fauzi says:

    Marhabban ya ramadhan, semoga rahmat dan barokah tercurahkan kepada kita semua. perbedaaan penetapan 1 syawal 1434 H menjadikan kita semakin berukhuwah

  36. Sakinah says:

    Didikan Ramadhan merupakan satu pakej pendidikan di antara satu sama lain kuat-menguatkan. Siangnya puasa, sembahyang ditambah lagi dengan Tarawikh, disusuli dengan membaca Al Quran. Ditambah lagi dengan perkara-perkara sampingan, zikir, tasbih, tahmid, selawat, tafakur, digalakkan bersedekah dan pemurah. Keseluruhan itu asasnya adalah mujahadah melawan nafsu menentukan didikan Ramadhan samada berkesan atau tidak berkesan..
    Jemput ziarah http://www.ikhwantoday.net/fokus/1116/

  37. Woro says:

    Yng penting puasa

  38. Sarjana Muda says:

    yg manah yg bener aja

  39. Linda dm says:

    Kapan ea 1 ramadhan..qok tiap tahun pemerintah repot memutuskan 1 ramadhan?…ada apa ea??

  40. ensu says:

    selama penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan ilmu dan pengamatan ahli di bidangnya yg dilengkapi peralatan yg memadai maka semua adalah ikhtiar yg baik, Insyaallah baik

  41. tahutempe says:

    siapa bilang pemerintah report menentukan….., tinggal isbat setelah dapat menetukan aja koq….

  42. tahutempe says:

    Ikut Ulil Amri aja Ah…….sudah manteb dari dulu..siapapun yg duduk di sana, baik itu NU, Muhammadiyah atau yg lain…klau itu Ulil Amri sy akan ikut terus……

  43. tahutempe says:

    indahya perbedaan dan banyaknya rahmatMu ya Allah …atas segala yg berbeda-beda di dunia ini….Betul-betul suatu rahmat yg tidak bisa kami hitung dengan jari tangan dan kaki ini….SUbhanallah….Ya Allah KA’BAHMU satu, kami menyembah Mu dengan satu arah Ke Kiblatmu.tapi ternyata kami mempunyai arah yg berbeda-beda, ada yg kebrat, ketimur, keselatan, keutara dan yg memojok dikit/banyak. kami sama menyerahkan Ibdah kepada Mu Ya Allah…tapi kali punya perbedaan kulit kami yg hitam, putih, coklat, sawo matang dll. Rosululloh menyuruh kami berbuka dengan yg manis-manis seperti buah kurma, tapi ada juga saudara kami yg tidak mengenal kurma yA Allah sehingga cara berbuka puasanya pun berbeda. sholat kami harus berdiri dengan menghadap kiblat ya Allah, tapi saudara kami yg sakit bisa sambil duduk, ada yg sambil berbaring dll. dan sangat banyak sekali diantara kami mempunyai perbedaan-perbedaan…dan yg jelas samai saat ini pun kami masih ada yg beda pendapat, ada yg merasa paling benar diantara kami, ada diantara kami yg suka menyalahkan pendapat yg lain, ada diantara kami yg merasa benar dan hadist lain doif, ada diantara kami yg paling bener dan merasa sebagai sunah waljamaah. ada diantara kami yg merasa aman krn sebagai pengikut ormas ini ormas itu, ada diantara kami yg sok tahu dan sok pintar daripada para Sahabat Rosul terdahulu,

  44. priyonisme says:

    assalamuallaikum…
    langsung menyambung saja ya mas.. seneng saya bisa menyimak tulisan panjenengan, dan komnetar-komentarnya serasa banget dialog logisnya.
    Saya tahun kalau saya NU.. ketika saya di jogja. saya tahu sedikit kenapa dasar perbedaan itu ada dan di pertahankan juga karena saya di jogja yang notabene masyarakatnya Muhammadiyah. jadi idealnya wajib tahun atas dasar apa seringnya perbedaan atau jarang bareng ketika di mulainya puasa. aneh tapi nyata.. itulah mungkin kata yang tepat untuk saya saat ini dalam kenteks keberagaman keagamaan khususnya disekitaran Jogjakarta.

    analisa cukup simpel saya, Kenapa penepatan 1 Syawal / kalau masyrakat didesa saya menyebutnya dengan awal bulan puasa itu berbeda. salah satunya adalah fiqih, fiqih yang di fahami Ormasi seperti Muhamadiyah yang lebih condong kearah HISAB. dan NU sendiri senengnya pakek RUKYAT. dan Hizbut Tahrir (HT) rukyat globa.

    selanjutnya, Negara /pemerintah biasa ikut dengan NU/HT. kalau menurut saya yang kadang binggung juga. dalam kajian fiqih apapun itu jika di dialogkan pasti masih punya banyak harapan untuk kita bisa bareng-bareng di hari puasa pertma. tapi biasanya lagi kalau ormasi atau faham lain itu bilang, Kenapa kok bisa beda. padahal kan agama kita itu tidak beda,

    pasti bilang kalau masalah AQIDAH.. nama soal aqidah ruang dimana yang seharusnya bisa di dialokan menjadi inklusif sekali.. seakan sama halnya dengan tidak ada hal yang bisa kita bisarakan. tapi merutsaya ada pakek fiqih dan indentitas saja.

    yang saya tahu, ketika mau puasa, banyak artis nonggol pakek krudung, dan banyak siaran TV menjual produk munimal lebaran dan pada tahapan kebenaran, jadi kalau iklan pintarnya bilang, Orang pintar itu, sebagaimana juga orang bejo, rentan masuk angin. makanya ada obat masuk angin untuk orang pintar dan orang bejo.. untunglah saya menjadi orang bodoh…

    selamat menunaikan ibadah puasa. salam by priyo

  45. hibat says:

    Dalam masalah yang menyangkut urusan orang banyak, itu menjadi wilayah hakim/ulil amri ( itu ada dalam kaidah fiqhiyah ). Coba kalau urusan yang berkaitan dengan orang banyak, setiap individu/organisasi bisa membuat keputusan sendiri, maka secara individu orang akan menghukum orang yang membunuh, orang yang mencuri, dll. Pemerintah dalam menentukan 1 Ramadhan juga mengundang para pakar astronomi modern. Mohon maaf menurut pak Thomas, teori wujudul hilal sudah usang dalam bidang astronomi, jadi Muhammadiyah juga harus membuka cara berpikir baru.

  46. jamal says:

    alhamdulillah, terimaksih sobat..

  47. rahma says:

    semoga ramadhan tahun ini bisa kita bertemu dengannya.. penuh barakah,, penuh ampunan, penuh kekhusyukan beribadah, penuh kenikmatan dan kebahagiaan… melatih diri,, mendidik diri menjadikan diri menjadi insan yang lebih baik.. amiin yaa robbal’alamin..

  48. vandy says:

    akhirx tahun ini saya bisa mengikuti bullan romadhan..

  49. Kepada seluruh komentator di situs ini karena kita sebagai umat Islam akan berpuasa terlebih marilah kita saling memaafkan apalagi kalau ada komentar saya yang tidak berkenaan dari komentator-komentator semua baik segi bahasa, cara menyampaikan komentar atau pendapat yang saling bertentang,, saya terlebih dahulu sudah memaafkan saudara-saudara semuanya semoga kesucian ada di hati kita. Biarlah perbedaan memulai puasa tahun ini mudah-mudahan tahun depan ada perobahan pragdima dari masing-masing pengambil keputusan sehingga memulai dan mengakhiri serentak…aamiin….kalau ada yang tgl 9 kalau belum bulan Ramdhan anggap saja puasa sunat, kalau bagi yg puasa tgl 10 Juli ya itu ketentuan nabi kita, itulah tanggal satu ramdhan yang penting mari kita berniat dan bertekat agar puasa kita cukup satu bulan (29/30 hari) dan mencapai tataquun.Aamiin.

  50. loekman says:

    gw ikut Arab Saudi aja.. Rasulullah menyampaikan hadistnya di sono..

  51. tszyuhe says:

    Ternyata perbedaan itu indah !!

  52. aros says:

    Kepada pemeluk agama lain kita wajib saling menghormati, apalagi kita sesama muslim, janganlah menganggap diri kita yg plg benar, krn ibadah yg kita lakukan bagaimana nilainya hanya Allah SWT yg tahu….Mohon maaf lahir dan bathin, Selamat menjalankan ibadah puasa semoga kita bisa kembali kpd fitrahNya…Aminnnn

  53. Irman says:

    Bagaimanapun kepercayaan dari setiap golongan, yg penting kita semua menjalankan puasanya dengan hati ikhlas dan berbahagia menyambut serta menjalankannya.

  54. Maaf, walaupun saya bukan orang Muhammadiyah, namun dari dahulu saya lebih yakin dengan perkiraan awal Ramadhan yg ditentukan Muhammadiyah. Terimakasih…

  55. sule iman says:

    trimaksih atas infonya..

  56. alyyanet says:

    Kenapa gk sama aja ya?

    Bingung juga klo begini.

  57. Jem Parjaman says:

    Saya seorang mualaf……, daripada bingung2 mengikuti isbath Ormas2 islam di Indonesia pada bersiteguh dengan pendapatnya masing2, saya memilih ikut Saudi Arabia saja.., lebih tegas dan sudah tentu lebih mengetahui tentang Agama Islam…..,

  58. berpuasalah dengan tenang dan khusyu…gpp ada perbedaan juga…..yg menilai puasa kita adalah Allah yg maha pengampun…….amin…

  59. Mungkin belum waktunya bangsa kita bisa sama pendapat. Perbedaan menentukan awal ramdhan bukan akidah, bukan keyakinan tapi hanya pragdima penetu kebijakan dalam memakai dalil-dalil syar’i, karena itu bagi akar rumput tak perlu dipermasalahkan, yang penting kita puasa satu bulan, terutama bagi laki-laki usahakan genap satu bulan, kecuali bagi yg dibolehkan oleh syar’i.

  60. daris sirad says:

    yang belum bisa menentukan 1 syawal kalendernya tidak ada angka 1, demikian angka 2, demikian angka 3. dst. Jadi selamanya kalau mau konsisten harusnya demikian.

    • joko says:

      terasaaa banget kita mau memulai puasa bersama sama.
      Smuga para pemimpin, lbih dibukakan lagi hati dan pikirannya sehingga tercapai titik temunya. Amin

  61. Iwan says:

    Saya tidak memihak siapapun.dan sya ini orang bodoh.tp smuanya pada kbanyakan tingkah.ini agama dhap agama islam jngan d prmainkan.udah ikuti saja sabda rosulullah dn firman allah swt jangan pada menentukan pndpat sndiri2 kalo rukyah g memungkinkan d indonesia y udah pakai cara lain sperti sabda nabi.pada tau g sich para ulama indnesia tentang hdistnya.bikin perpecahan islam aj.

  62. Muhammad hafiz says:

    Perbedaan itu sudah mendarah daging,drpada bingung ikut aja Pemerintah

  63. suroto says:

    Sing penah melok bojo

  64. berpuasa says:

    apa yang anda yakin benar lakukan apabila hanya ikutan tunggu pengumuman pemerintah

  65. ongkoloajanan says:

    ikut pemerintah aja,kalo bisa pemerintah sidang setiap penentuan awal bulan lainnya,jangan hanya 1 ramadhan aja ato gak 1 syawal,biar jelas tanggal 1 nya,ane bingung punya kalender hijriah yang bener yang mana kalender apa bulan,bulan apa kalender,duluan mana ya bulan apa kalender,kalo bulan bisa ngomong tentu ia takkan bohong.capek deh.selamat menunaikan ibadah puasa dibulan ramadhan 1434 H.

    • tikitakablog says:

      Bulan ramadhan, syawal, zulhijah adalah yang paling ‘critical’ karena di dalamnya terdapat rangkaian ibadah. Sedangkan bulan2 lain tidak terlalu berpengaruh karena kenyatannya kita masih menggunakan tanggalan masehi untuk kehidupan sehari2

  66. zaelani says:

    WAHAI UMAT MUSLIM SEKALIAN…. ” HATI HATI ADA YANG SENGAJA MENGADU DOMBA ” MEREKA ADALAH ORANG ORANG MUNAFIK YANG MENGAKU ISLAM DARI SUATU GOLONGAN DAN KITA TIDAK TAU KARENA MEREKAPUN SUDAH DIBEKALI ILMU TENTANG ISLAM.
    MARI KITA KUATKAN AQIDAH MANTAPKAN IMAN.. SEMOGA KITA DAPAT MENGAMBIL HIKMAH DARI PUASA YANG AKAN KITA JALANKAN… AMIIIIN…

  67. amri says:

    asalamualaikum,akhy,tidak ada satupun ulama’ salafusholih dari generasi awal hingga akhir,yg membenarkan istilah perbedaan adalah rahmat,adapun tentang hadist yg mngtkn kedudukannya muhdast jiddan,akhy….bagai mana akhy bida mengatakn perbedaan rahmat,smntra kita (wajib) mmgang quran & sunnah dengan pemahaman sahabat nabi,generasi yg paham akan agama ini dn sebaik2 generasi,,
    apakah mlenceng dari mereka merupakan kebaikan islam,yg mna islam itu disebarluaskan oleh mereka ke generasi,generasi????????!!

  68. fitri says:

    Meski ada perbedaan, kita harus tetap bersatu.. semoga niatan amal ibadah kita semua diterima oleh Allah Swt. Amin

  69. pemerintah itu harus turunkan harga BBM dulu baru menentukan awal ramadhan

  70. aLLAHU AKBAR…INDAHNYA PERBEDAAN…..

  71. adit says:

    “Dengar dan taatlah (kepada penguasa). Karena yang jadi tanggungan kalian adalah yang wajib bagi kalian, dan yang jadi tanggungan mereka ada yang wajib bagi mereka” (HR. Muslim 1846)

    Dari artikel ‘Puasa dan Berhari Raya Bersama Pemerintah — Muslim.Or.Id’

  72. Kalau tahun ini kita berbeda setiap umat Islam yg cerdas harus selalu mendorong dengan bermacam cara yg ilmiah untuk membukakan permikiran yang adil di masing-masing pengambil keputusan, sudah saatnya generasi muda taklid pada Ormas/golongannya saja, pelajari selalu dan coba temukan kebenaran dengan Qur’an, Hadits dan Sain.

  73. maslili says:

    Info yg brmanfaat bwt smw???

  74. wahyu says:

    Ow… Menghargai pendapat lah yg paling utama jgn sampai Ada pro Dan kontra.. Pilih yang mana yang penting tidak menyinggung perasaan sesama Muslim dam Muslimah…. Remember that..

  75. arianimartini says:

    Tapi rukyatul hilal kok gak tiap bulan ?tapi pakenya hisab?…….

  76. andremhs says:

    “jika terjadi suatu hal yg membingungkan ikutilah para pemimpin, jika pemimpin benar pahala baginya jika pemimpin salah bukan dosa bagi yg mengikutinya” jadi bagi yg mengikuti pemerintah silahkan dan bagi yg mengikuti muhammadiyah silahkan, asal tetap pada satu pemimpin tidak boleh berpindah pindah

  77. ema says:

    Dulu jaman rosul beda beda gini nggak si…aku yg orang bodoh jadi galau..sebaiknya siapa yang harus diikutin..
    Ya allah beri aku petunjuk Mu..amin

    • tikitakablog says:

      Dulu jaman rasul, setiap ada keraguan bisa ditanyakan ke beliau secara langsung karena segala ucapan / tindakan / keinginan menjadi dasar hukum. Kalau yang hidup jaman sekarang yang bisa kita lakukan adalah mempelajari dan melaksanakan semirip mungkin lewat penginterpretasian teks2 lawas.

  78. Irfan skeleton says:

    smoga blan ini full lgi
    puasanyah . .
    BGi yg laki”

  79. Cholis Full says:

    semoga bulan ini puasa saya full gak ada yg terkendala,…*berharap gak sakit….
    selamat berpuasa indonesia…^_^

  80. Adi says:

    PENGUMUMAN 1 RAMADHAN 1434 H HASIL RUKYAT GLOBAL
    Setelah melakukan pengamatan hilal di berbagai negeri, ternyata hilal syar’i tidak terlihat. Maka, Sya’ban digenapkan 30 hari, dan 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013.

    http://hizbut-tahrir.or.id/

  81. Pallawagau La Puppung says:

    Saya bukan Muhammadiayah, tetapi saya mengamati awal bulan puasa dari mass media dan internet, Indonesia ini terletak antara Amerika Serikat (Timur) dan Arab Saudi (Barat) keduanya kalau tidak salah sudah mulai berpuasa tgl 9 Juli 2013, artinya hilal sudah kelihatan pada kedua tempat tersebut. Di Indonesia, bagaimana hilal tidak kelihatan?

    • tikitakablog says:

      Garis bulan baru tidak lurus seperti garis bujur. Dan garis ini posisinya selalu berubah setiap bulan. Jadi memang kalau di arab saudi terlihat, belum tentu indonesia sudah melihat.

  82. Menurut internet Emirat Arab, Malaisia juga berpuasa tgl 10 juli, sedang Arab Saudi berdasar kalender jadi belum pengumuman resmi pemerintah sebab th 1996 waktu pengumuman wukuf juga diumumkan 3 hari sebelum wukuf maka jatuhnya Sabtu padahal masakat sekitar Mekah dapat gossip wukuf hari Jum’at sehingga sekitar mesjidil Haram sangat ramai menjelang pengumuman itu jadi saya kira waktu Arab Saudi menggunakan Imkan rukyat juga.

  83. aburisnazam says:

    Silahkan dengar kajian seperti link dibawah.. Sebagai bahan/tambahan ilmu agama kita..
    [audio src="http://statics3.ilm0e.com/file/2013/07/14/radio-darussalaf/nasehat-utk-bpk-din-syamsuddin-1434h.mp3" /]

  84. Yuli says:

    Saya Bangga dengan semua saudara2ku yang memberikan komentar2 di sini , berbeda dalam mengemukakan pendapat, tetapi tidak mengedepankan Emosi….Subhanallah…

    semoga diskusi ini memberikan barokah dan manfaat..

  85. Imam Hanafi says:

    sepertinya cuma di indonesia yang dalam satu negara kok berbeda.. buat apa ada MUI dan pemerintah disitu juga berisi ulama-ulama yang faham dengan bidangnya dari berbagai golongan semuanya bisa dimusyawarahkan, perintah untuk taat kepada Allah, Rosul dan ulil amri sudah jelas wajib dalam Al-qur’an dan Hadist……ko bisa begini ga kompak aneh ya…..

  86. Muhammad Koeshendratno says:

    Memang perbedaan itu Indah, namun perbedaan yang satu ini cenderung menjadi penyebab pepecahan umat. Pemerintah melalui Kementrian Agama sudah sehrusnya melakukan langkah langkah komoprehensif untuk menyelesaikan masalah yang tak kunjung selasai ini.

  87. danau toba says:

    kalau waktu jam 00.01 Wita sudah masuk hari yang selanjutnya atau belum?

  88. danau toba says:

    kalau berdasarkan hitungan astronomi bulan sudah bergeser dan telah terlihat oleh mata ataupun hanya dapat dilihat oleh alat/teknologi, bukankah itu menyatakan waktu telah berubah/berganti?, teknologi ataupun hitungan bukankah itu ilmu ALLAH SWT juga?, kalau tidak dapat dilihat oleh mata telanjang tapi dapat dilihat oleh teknologi bukankah itu berarti hilal telah terlihat? walaupun belum cukup 2 derajat.

  89. Israwan says:

    Sy sependapat kw perbedaan ad rahmat,tp alangkah baikx kw awal puasa dan lebaran dilaksanakn scara bersamaan(muhamadia vs pemerintah),krn semua orang tw kw bulan itu hax ada 1 dan berpijak pada bumi yg sm,yg membedkn hax persoalan waktu antara 1 daerah(negara) dgn daerah(negara) lain,dan kw ada 2 pendapat mengenai munculx hilal kayakx ada 1 pendapat yg lebih benar,dan menurut sy muhamadiyah benar dlm menentukan 1 ramadhan.ut membuktikan (asal kt sepakat bahwa saat malam bulan purnama = 15 bulan di langit) kemudian kt hitung maju dr tgl 1 ramadhan (9 juli 2013) s.d tgl 15 ramadhan (17 juli 2013)=malam bulan purnama,dan sy bandingkan pula ramadhan tahun 2011 dan 2012 muhamadiyah benar perhitunganx, simpel bukan cara sy membuktikanx ? Sekian,tks dan selamat hari raya idul fitri 1434 h mohon maaf lahir dan batin.

  90. Israwan says:

    Sdh msk hr selanjutx

  91. ali ismail says:

    smua orang pd bngung letak jathnya bulan id. . . . . .

  92. alfaqir says:

    pokoke yang ikut ormas puasae hari sabtu yang ikut ulil amri puasane hari minggu , nanti pada hari kiamat ketua ormas dan pemimpin negara mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT siapa yang benar dan salah

Leave a reply to gusngger Cancel reply